Berubah. Diam itu mundur
Ippho Santosa - ipphoright:
Berhentilah ngeles dengan berseru, "Maaf, saya gaptek." Itu sebenarnya hanya menunjukkan kemalasan Anda serta keengganan Anda untuk belajar dan berbenah. Betul apa betul?
Ingat. Zaman sekarang, diam di tempat artinya sama dengan melangkah mundur. Hati-hati.
Melawan teknologi yang tengah marak dan merebak adalah pekerjaan yang sia-sia. Kita lihat sendiri bagaimana nasib mesin ketik, kartu pos, pager, dan kapal laut, yang pelan-pelan ditinggalkan. Komputer, internet, ponsel, dan pesawat terbang adalah penggantinya.
Terhadap teknologi, lebih baik kita mempersiapkan diri, memperbaiki diri. Tingkatkan layanan, tingkatkan mutu. Permudah prosesi, permudah pelanggan. Bukan malah mengkritik pemain-pemain yang adaptif dan kompetitif.
Maka, belajarlah. Istilah saya, lebih baik belajar dan berubah daripada punah. Jujur saja, saya ngomong gini karena sering dan intens menggunakan internet dan socmed dalam konteks bisnis.
Perhatikan baik-baik. Mereka yang memiliki gerai-gerai secara fisik sering mengeluh ini-itu. Di antaranya, menyalahkan online shop. Tapi mereka sendiri nggak bercermin. Lha sudah diberi kesempatan untuk belajar dan berbenah, eh malah ogah-ogahan. Serasa nggak butuh pelanggan.
Mendiang ayah saya adalah pegawai rendahan. Saya pun sempat jadi pelayan restoran. Kami tahu diri. Namanya orang biasa, nggak usah milih-milih banget soal kerjaan. Kalau ada kerjaan dan itu halal, yah ambil. Nggak males-malasen. Nggak ogah-ogahan. Sembari itu, yah belajar.
Menurut saya, malas itu akhlak yang buruk dan itu mengusir rezeki. Kalau kita rajin dan mau belajar, insya Allah itu akan mengundang rezeki demi rezeki. Pasti. Siapa yang berani ngebantah kalimat ini?
Saya pribadi bukan orang IT. Tapi saya belajar. Benar-benar belajar. Bahkan saya terjun langsung memperbaiki web-web saya. Ya, saya perbaiki semua dengan tangan saya sendiri, agar lebih disukai Google. Begitulah, saya berusaha melek SEO. Setelah dicoba, ternyata nggak sulit-sulit amat.
Pada akhirnya saya menyimpulkan, "Bukan persaingan yang kejam. Mungkin kita yang enggan belajar dan berbenah." Sekian dari saya, Ippho Santosa.
Komentar
Posting Komentar