HUT NKRI,
Arafat || Channel Telegram:
SAYA INDONESIA, SAYA PANCASILA
1
Muhammad Husni Thamrin, saat itu menjabat sebagai seorang volksraad (semacam DPR pada era Hindia Belanda) yang telah berinisiatif mengantarkan Bung Karno setelah kebebasannya dari penjara Sukamiskin, ke kediaman Habib Ali Al-Habsyi di kawasan Kwitang. Alasannya, saat itu tidak ada tempat yang paling aman di Batavia menurut M.H. Thamrin kecuali di sana
2
Jadilah Bung Karno menginap di kediaman sang Habib selama empat bulan. Waktu yang cukup untuk melihat bagaimana akhlak dan ilmu Beliau, yang telah mendirikan majlis taklim di tempat tersebut sejak tahun 1911. Beruntung, sampai hari ini masih ada bukti sejarah karena keturunan Habib Ali masih menyimpan foto-foto Bung Karno di Kwitang, salah satunya saat Bapak Proklamator itu sedang mengenakan sarung di antara para jamaah
3
Waktu berganti. Tibalah saat di suatu malam Jum'at di mana para pemuda dan tokoh bangsa bermusyawarah di Rengasdengklok, hingga menghasilkan sebuah keputusan penting, bahwa esok hari bangsa ini harus merdeka
4
Hari Jum'at, Bulan Ramadhan, 17 Agustus 1945, selesai makan sahur, Bung Karno mengayuh sepedanya dalam kegelapan fajar dari Pegangsaan Timur ke kediaman Habib Ali Al-Habsyi. Jarak tempuh hanya sekira 3,5 km. Tentu saja, Beliau ingin meminta persetujuan dan doa dari ulama kharismatik tersebut. Detik itu, Bung Karno berusia 44 tahun, sedang Habib Ali 75 tahun
5
Bung Karno pun kembali ke Pegangsaan Timur, kemudian dengan ditemani Bung Hatta proklamasi dibacakan dengan lantang. Habib Ali menyampaikan berita gembira ini di masjid Kwitang setelah shalat Jum'at dan memerintahkan kaum muslimin mengibarkan merah putih di rumah-rumah mereka
6
Tidak terhitung jumlahnya para ulama di seluruh Indonesia berbondong-bondong mengibarkan merah putih, salah satunya K.H. Muhammad Mansur yang tinggal di Jembatan Lima. Orang Batavia mengenalnya sebagai Guru Mansur
7
Kelak ketika lambang negara telah ditetapkan, Habib Ali pun memasang Garuda Pancasila di ruang majlis taklim Beliau
8
Sejarah tersebut di atas, tertulis dalam catatan Habib Muhammad bin Ali Al-Habsyi yang tidak lain adalah putra Habib Ali yang meneruskan dakwah Beliau setelah wafat pada tahun 1968
9
Sebagian catatan-catatan beserta koleksi foto Habib Muhammad terawat dengan rapi oleh seorang muridnya yang bernama Bapak Anto Dzibriel, dan Alhamdulillah saya sendiri mengenal Bapak Anto dengan baik
10
Semoga secarik sejarah dalam perjalanan bangsa yang panjang ini, menumbuhkan kecintaan umat Islam di Indonesia kepada bumi pertiwi, karena cinta tanah air merupakan bagian dari iman seorang muslim
Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!
Komentar
Posting Komentar